Materi Kurikulum Merdeka Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 6 Berkarya dan Berekspresi melalui Puisi

Berikut ini Materi Kurikulum Merdeka Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 6 Berkarya dan Berekspresi melalui Puisi Sesuai dengan Buku Terbitan Kemdikbudristek Tahun 2022.

Pada tahun 2022 penerapan kurikulum merdeka mulai diterapkan pada satuan pendidikan yang mengikuti program Sekolah Penggerak dan Sekolah yang melaksanakan secara mandiri.

Kurikulum merdeka bertujuan memberikan pembaharuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan dari kurikulum sebelumnya. Misalnya seperti Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 6 Berkarya dan Berekspresi melalui Puisi ini.

Kurikulum merdeka belajar memberikan kemerdekaan pada sekolah untuk merancang proses serta materi pembelajaran yang relevan dan kontekstual perubahan dalam kurikulum merdeka ini dengan aspek yang berubah dari kurikulum sebelumnya. Contoh Materi Kurikulum Merdeka Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 6 Berkarya dan Berekspresi melalui Puisi berikut ini sudah Kami Siapkan.

Materi Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka ini disusun berdasarkan struktur Kurikulum merdeka sesuai jenjang SMA/MA Kelas 10 Bab 6

Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 6 Kurikulum Merdeka

Puisi merupakan salah satu karya sastra, selain prosa dan drama. Sebagai sebuah karya sastra, puisi digunakan seseorang untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaannya dalam bentuk kata-kata yang indah. Kata-kata dalam puisi cenderung bersifat kiasan. Puisi biasanya disampaikan dengan teknik figuratif untuk menciptakan suasana-suasana yang mampu menggugah imajinasi, perasaan, dan keindahan bagi pembacanya. Dalam puisi, kata-kata dipilih sedemikian rupa secara selektif.

Pemilihan kata tersebut bertujuan dapat memunculkan efek tertentu dan menampung makna yang menggambarkan pikiran, gagasan, dan perasaan penyair. Pemilihan kata-kata atau diksi juga harus mempertimbangkan irama, rima, larik, bait, dan tipografi (bentuk) puisi. Oleh karena itulah, unsur bahasa dalam puisi dianggap lebih padat jika dibandingkan dengan karya sastra lainnya.


A. Memahami Diksi dalam Teks Puisi yang Dibacakan

Setiap kata dalam puisi dipilih dengan cermat oleh penyair dengan berbagai pertimbangan. Hal tersebut bertujuan memunculkan efek dan makna tertentu. Untuk itu, penyair sering menggunakan gaya bahasa (majas), pengimajian, kata konkret, dan kata konotatif untuk mendukung makna puisi yang ingin disampaikannya.

1. Majas (gaya bahasa).
Majas atau gaya bahasa merupakan bahasa kiasan yang digunakan untuk menampilkan efek tertentu bagi pembacanya.

2. Pengimajian/citraan
Pengimajian atau citraan merupakan kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan efek khayalan atau imajinasi pada diri pembacanya. Pembaca seolah-olah ikut merasakan, mendengar, melihat, meraba, dan mengecap sesuatu yang diungkapkan dalam puisi. Ada beberapa jenis citraan berdasarkan efek imajinasi yang ditimbulkan pada pembaca, yaitu citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, penciuman, dan citraan gerak (Pradopo, 2012: 80).

3. Kata konkret
Secara umum, kata konkret adalah kata yang rujukannya lebih mudah ditangkap oleh indra. Konkret dapat berarti nyata, berwujud, atau benar-benar ada.

4. Kata konotatif
Kata konotatif merupakan kata-kata yang berasosiasi. Asosiasi merupakan keterkaitan makna kata dengan hal lain di luar bahasa. Dalam hal ini, makna konotatif timbul sebagai akibat asosiasi perasaan pembaca terhadap kata yang dibaca, diucapkan, atau didengar. Pada kata konotatif, makna telah mengalami penambahan atau pergeseran dari makna asalnya.


B. Memahami Teks Diskusi dan Menilai Efektivitas Diksi, Rima, dan Tipografi dalam Teks Puisi

Puisi memiliki berbagai macam jenis. Berdasarkan kurun waktunya, dikenal puisi lama (mantra, karmina, gurindam, pantun, puisi, gurindam, syair, talibun, dll) dan puisi baru yang bentuknya tidak lagi terikat seperti puisi lama (balada, elegi, epigram, himne, ode, satire, dll).

Berdasarkan isi puisinya dikenal pula jenis puisi naratif, puisi deskriptif, puisi lirik, dan lain sebagainya. Bahkan, belum lama ini, muncul jenis puisi esai yang mengundang kontroversi di kalangan penyair dan pengamat sastra. Beberapa ada yang mendukung/pro adanya puisi esai, tetapi tidak sedikit pula yang menentang/kontra.

Penggunaan diksi, pengaturan rima, dan tata wajah (tipografi) dalam puisi sangat penting dalam mendukung makna dan amanat yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Pemilihan kata (diksi), pengaturan rima, dan tipografi puisi akan memengaruhi makna yang disampaikan dalam puisi.

Diksi merupakan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih penulis puisi untuk menimbulkan efek, makna, dan maksud tertentu dalam puisinya. Adapun rima merupakan pengaturan bunyi akhir pada setiap baris/larik puisi. Sementara itu, tipografi merupakan cara menata tampilan puisi untuk menciptakan kesan atau makna tertentu.


C. Mengidentifikasi Tema dan Suasana dalam Teks Puisi

Puisi ditulis penyair atas dasar gagasan pokok atau ide dasar tertentu. Ide atau gagasan pokok tersebut disebut tema. Tema puisi merupakan inti dari makna yang ingin disampaikan penyair.

Beberapa tema yang sering dipilih dalam berbagai puisi di antaranya ketuhanan, patriotisme, kemanusiaan, kritik sosial, keindahan alam, percintaan, persahabatan, dan pendidikan.

Tema yang dipilih penyair juga dapat memengaruhi suasana puisi. Suasana adalah hal yang dirasakan dalam jiwa pembaca setelah membaca puisi. Suasana tersebut, misalnya gembira, bahagia, sedih, haru, bimbang, sepi, pasrah, dan sebagainya. Suasana juga berkaitan dengan efek yang ditimbulkan puisi terhadap keadaan batin atau perasaan pembaca.


D. Menyajikan Musikalisasi Puisi Secara Kreatif

Musikalisasi puisi merupakan upaya kolaborasi antara teks puisi dan musik. Dalam hal ini, teks puisi tidak hanya dibaca, tetapi juga dipadukan dengan instrumen musikal. Pemaduan musik pada teks puisi pun terdiri atas beberapa jenis. Ada yang hanya berupa pembacaan puisi dengan iringan musik, ada yang menjadikan puisi sebagai lirik atau syair lagu dengan iringan musik, ada pula yang berbentuk drama musikalisasi puisi.

Untuk menampilkan musikalisasi puisi, ada beberapa hal yang perlu kalian persiapkan, di antaranya sebagai berikut :
  • Pemilihan puisi
  • Pemahaman makna puisi
  • Penentuan alat dan jenis musik
  • Penentuan nada dan irama
  • Berlatih sebelum tampil


E. Menulis Tanggapan Terhadap Antologi Puisi Secara Logis dan Kritis

Setelah melakukan pembacaan yang mendalam terhadap suatu buku antologi puisi, kalian dapat menyampaikan hasil tanggapan dalam bentuk resensi buku. Resensi berisi ulasan suatu buku. Unsur-unsurnya mencakup judul, identitas buku, pendahuluan (orientasi), sinopsis (gambaran singkat isi buku), analisis, evaluasi (kelebihan dan kekurangan, kritik atau saran/ masukan).

Sebagai panduan, berikut ini langkah-langkah menyusun resensi buku :
  • Tentukan antologi puisi yang akan kalian tulis resensinya
  • Bacalah dengan saksama, baik secara umum maupun secara rinci
  • Pahami dan kaji secara mendalam isi buku antologi puisi tersebut
  • Tulis berbagai informasi penting yang terdapat dalam buku sebagai bahan dasar penulisan resensi.

Hal-hal yang dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan resensi adalah sebagai berikut :
  • Menuliskan hal umum tentang buku
  • Membuat judul resensi
  • Membuat ringkasan/ikhtisar
  • Menuliskan hal yang unik/menarik atau berkesan
  • Menuliskan manfaat buku
  • Menuliskan kekurangan dan kelebihan
  • Menuliskan kritik dan saran
  • Menuliskan simpulan atau penutup


F. Menyajikan Pembacaan Puisi dengan Ekspresif dan Kreatif

Metode dan teknik pembacaan puisi mencakup pengaturan ekspresi/mimik wajah, gerak tubuh (gesture), dan aspek suara (jeda, lafal, intonasi, dan tekanan).

Pada dasarnya, tidak ada batasan gaya atau cara membacakan puisi. Gaya atau cara pembacaan puisi bergantung pada penafsiran makna dan pilihan masing-masing. Akan tetapi, secara umum ada beberapa gaya yang sering ditampilkan dalam pembacaan puisi, yaitu sebagai berikut :
  • Pembacaan tekstual
  • Pembacaan deklamasi
  • Pembacaan teatrikal

Langkah-langkah pembacaan puisi secara tekstual adalah sebagai berikut :
  • Berdirilah dengan tenang dan percaya diri di tempat pembacaan puisi yang sudah disediakan.
  • Hadapkan tubuh pada penonton. Lalu, arahkan pandangan ke sekeliling. Apabila perlu, berikanlah salam kepada hadirin dengan hormat.
  • Bacalah terlebih dulu judul dan nama penulisnya dengan suara dan nada yang jelas/tepat.
  • Berhentilah beberapa saat untuk siapkan napas. Lalu, mulailah pembacaan puisi itu baris demi baris dan bait demi bait.
  • Selama pembacaan puisi, fokuskan perhatian pada puisi itu sendiri. Kalian tidak perlu memedulikan hiruk-pikuk suara atau bunyi lain dari penonton.
  • Ketika pembacaan puisi selesai, berhentilah beberapa saat. Tetap bersikap tenang, embuskan napas perlahan, lalu lakukan gerakan menghormat kepada penonton.
  • Setelah itu, tinggalkan tempat pembacaan puisi dengan sikap yang tenang, wajar, serta tidak perlu tergesa-gesa.

Demikianlah Materi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 10 Jenjang SMA/MA khususnya pada Bab 6 tentang Berkarya dan Berekspresi melalui Puisi, semoga materi ini dapat membantu para siswa yang akan menggunakannya sebagai bahan belajar dan berlatih.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Blog ads

ADS