Dalam semester kedua mata pelajaran PPKn untuk kelas 8 dalam Kurikulum Merdeka, siswa akan mendalami pemahaman tentang demokrasi dan pemerintahan di Indonesia. Materi ini meliputi konsep dasar demokrasi, prinsip-prinsip demokrasi, serta struktur dan fungsi pemerintahan di tingkat nasional dan daerah. Selain itu, siswa juga akan mempelajari tentang hak dan kewajiban warga negara dalam menjalankan sistem demokrasi, serta pentingnya partisipasi aktif dalam proses demokrasi. Selama pembelajaran, siswa akan diajak untuk memahami sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia, mengidentifikasi tantangan dan hambatan dalam mewujudkan demokrasi yang berkualitas, serta merumuskan cara untuk meningkatkan partisipasi dalam kehidupan demokrasi.
Selain itu, dalam kurikulum ini, siswa juga akan mendalami nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Materi ini mencakup pengertian tentang Pancasila sebagai dasar negara, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta relevansinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Siswa akan diajak untuk memahami pentingnya memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta menghargai keberagaman dan persatuan sebagai landasan bagi kehidupan berbangsa yang harmonis. Melalui materi PPKn kelas 8 semester 2 Kurikulum Merdeka ini, diharapkan siswa dapat memperkuat pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip demokrasi, memperdalam nilai-nilai Pancasila sebagai identitas bangsa, serta mempersiapkan diri untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab dalam membangun Indonesia yang lebih baik.
Bab IV: Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda
A. Sejarah Lahirnya Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda
1. Kebangkitan Nasional:
- Kebangkitan Nasional adalah gerakan masyarakat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan kolonial Belanda.
- Kebangkitan Nasional dimulai pada akhir abad ke-19 dan mencapai puncaknya pada awal abad ke-20.
- Beberapa tokoh penting dalam Kebangkitan Nasional antara lain: R.A. Kartini, Dr. Soetomo, Ki Hajar Dewantara, dan banyak lagi.
2. Latar Belakang Terbentuknya Sumpah Pemuda:
- Pada tahun 1928, Kongres Pemuda II di Jakarta diadakan. Di sinilah Sumpah Pemuda lahir.
- Di bawah kepemimpinan Soekarno, Sumpah Pemuda diucapkan sebagai komitmen bersama dari berbagai organisasi pemuda untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
3. Tujuan Terbentuknya Sumpah Pemuda:
- Sumpah Pemuda bertujuan untuk menyatukan beragam suku, agama, dan bahasa di Indonesia dalam semangat persatuan dan kesatuan.
- Menegaskan tekad pemuda Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dan mengusir penjajah.
B. Nilai-Nilai Luhur dalam Sumpah Pemuda
1. Persatuan dan Kesatuan:
- Sumpah Pemuda menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan di antara bangsa Indonesia, meskipun memiliki perbedaan suku, agama, dan budaya.
- Nilai ini menjadi landasan bagi terbentuknya identitas nasional Indonesia yang kuat.
2. Kemerdekaan:
- Sumpah Pemuda menegaskan tekad untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan.
- Nilai kemerdekaan menjadi pendorong utama bagi perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kedaulatan negara.
3. Kemandirian:
- Sumpah Pemuda mendorong semangat kemandirian, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun budaya.
- Nilai ini menggugah pemuda Indonesia untuk menjadi generasi yang mandiri dan berdaya saing di tingkat global.
C. Sumpah Pemuda dan Kontribusi di Era Reformasi
1. Pelestarian Nilai-Nilai Sumpah Pemuda:
- Meskipun telah berlalu puluhan tahun sejak Sumpah Pemuda diucapkan, nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap relevan.
- Dalam era reformasi, nilai-nilai persatuan, kesatuan, kemerdekaan, dan kemandirian tetap dijunjung tinggi sebagai fondasi bangsa Indonesia.
2. Peran Pemuda dalam Pembangunan:
- Pemuda Indonesia memiliki peran yang penting dalam proses pembangunan nasional di era reformasi.
- Mereka menjadi agen perubahan dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
3. Menjaga Semangat Kebangsaan:
- Di tengah arus globalisasi dan tantangan modern, Sumpah Pemuda mengingatkan generasi muda Indonesia untuk tetap menjaga semangat kebangsaan.
- Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Sumpah Pemuda, generasi muda dapat menjadi penerus yang tangguh dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.
Dengan memahami sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda, kita dapat menghargai perjuangan para pemuda Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan membangun bangsa, serta mempertahankan kesatuan dan keberagaman dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.
Bab V: Jati Diri Bangsa dan Budaya Nasional
A. Budaya Nasional sebagai Identitas dan Jati Diri Bangsa
1. Pengertian Budaya Nasional:
- Budaya Nasional adalah keseluruhan budaya yang dimiliki oleh suatu bangsa, mencakup aspek-aspek seperti bahasa, adat istiadat, seni, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
- Budaya Nasional mencerminkan identitas dan jati diri suatu bangsa, yang membedakan mereka dari bangsa-bangsa lainnya.
2. Faktor Pembentuk Jati Diri Bangsa:
- Budaya Nasional berperan sebagai faktor pembentuk jati diri bangsa, yang memberikan identitas dan rasa kebanggaan kepada masyarakatnya.
- Budaya nasional juga memengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
B. Pelestarian dan Pemajuan Budaya Nasional
1. Pelestarian Budaya Nasional:
- Pelestarian budaya nasional penting dilakukan untuk menjaga keberlangsungan dan keberagaman warisan budaya bangsa.
- Upaya pelestarian bisa dilakukan melalui pendidikan, dokumentasi, pengembangan institusi kebudayaan, dan perlindungan terhadap situs-situs bersejarah.
2. Pemajuan Budaya Nasional:
- Pemajuan budaya nasional bertujuan untuk mengembangkan dan memperkenalkan kekayaan budaya bangsa secara luas, baik di dalam maupun di luar negeri.
- Pemajuan budaya nasional dapat dilakukan melalui festival budaya, pameran seni, dan promosi budaya di tingkat internasional.
C. Budaya Nasional sebagai Alat Pemersatu Bangsa
1. Fungsi Budaya Nasional dalam Pemersatu Bangsa:
- Budaya Nasional memiliki peran penting dalam mempersatukan beragam suku, agama, dan etnis yang ada di Indonesia.
- Melalui budaya, masyarakat Indonesia dapat merasakan rasa kebersamaan dan solidaritas sebagai satu bangsa.
2. Budaya Sebagai Bahasa Persatuan:
- Budaya Nasional menjadi bahasa persatuan yang mampu melampaui perbedaan dan konflik di antara masyarakat Indonesia.
- Nilai-nilai universal dalam budaya nasional seperti gotong royong, kekeluargaan, dan kebersamaan menjadi fondasi yang kuat dalam membangun persatuan bangsa.
D. Tantangan Budaya Nasional di Era Globalisasi
1. Pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Nasional:
- Era globalisasi membawa dampak signifikan terhadap budaya nasional, seperti penetrasi budaya asing melalui media massa dan teknologi informasi.
- Budaya nasional rentan terhadap homogenisasi dan disintegrasi akibat pengaruh budaya luar yang masif.
2. Upaya Menghadapi Tantangan:
- Pemerintah dan masyarakat perlu melakukan berbagai upaya untuk menghadapi tantangan globalisasi terhadap budaya nasional.
- Pendidikan budaya, pengembangan industri kreatif lokal, serta perlindungan terhadap kekayaan budaya menjadi strategi penting dalam menjaga keberlangsungan budaya nasional.
Dengan memahami pentingnya budaya nasional sebagai identitas dan jati diri bangsa, serta dengan melakukan upaya pelestarian, pemajuan, dan pemersatuannya, kita dapat menjaga keberagaman budaya Indonesia serta menghadapi tantangan globalisasi dengan lebih baik, sehingga tetap mempertahankan kekayaan budaya bangsa untuk generasi mendatang.
Bab VI: Literasi Digital dalam Kebinekaan Bangsa
A. Merawat Kebinekaan Bangsa melalui Literasi Digital
1. Pengertian Literasi Digital:
- Literasi digital adalah kemampuan individu untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan membuat konten menggunakan teknologi digital.
- Dalam konteks kebinekaan bangsa, literasi digital menjadi penting karena membantu menghubungkan dan menyatukan masyarakat yang beragam.
2. Peran Literasi Digital dalam Kebinekaan:
- Melalui literasi digital, masyarakat dapat memahami dan menghargai keberagaman budaya, bahasa, dan keyakinan.
- Literasi digital memungkinkan pertukaran informasi dan ide antar kelompok, mengurangi kesenjangan dan meningkatkan pemahaman lintas budaya.
3. Pentingnya Pendidikan Literasi Digital:
- Pendidikan literasi digital menjadi kunci untuk mengurangi kesenjangan digital antar masyarakat, termasuk di daerah terpencil atau kurang berkembang.
- Dengan memahami teknologi digital, masyarakat dapat lebih aktif dan produktif dalam kegiatan online, serta dapat mengambil manfaat dari era digital.
B. Etika Berinternet (Netiket)
1. Definisi Etika Berinternet (Netiket):
- Netiket adalah aturan atau norma-norma perilaku yang berlaku dalam berinteraksi di dunia maya atau internet.
- Netiket bertujuan untuk menciptakan lingkungan online yang ramah, aman, dan beradab.
2. Prinsip-prinsip Netiket:
- Hormati privasi orang lain: Jangan membocorkan informasi pribadi orang tanpa izin.
- Bersikap sopan dalam berkomunikasi: Hindari penggunaan kata-kata kasar atau penghinaan dalam berinteraksi online.
- Jaga kerahasiaan dan keamanan data: Hindari menyebarkan informasi palsu atau merugikan.
- Bersikap toleran dan menghargai perbedaan: Hormati pandangan dan kepercayaan orang lain, meskipun berbeda dengan Anda.
3. Pentingnya Netiket dalam Kebinekaan Bangsa:
- Netiket membantu mencegah terjadinya konflik dan perpecahan antar kelompok dalam masyarakat yang beragam.
- Dengan menerapkan netiket, individu dapat lebih menghargai keberagaman budaya dan keyakinan, serta memperkuat rasa persatuan dalam bingkai kebinekaan bangsa.
C. Literasi Digital untuk Kemajuan Bangsa
1. Pemberdayaan Masyarakat melalui Literasi Digital:
- Literasi digital memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi, pendidikan, dan peluang ekonomi.
- Dengan memiliki keterampilan literasi digital, masyarakat dapat lebih mandiri dalam mencari pekerjaan, mengembangkan bisnis, atau bahkan menyampaikan aspirasi politik.
2. Penggunaan Teknologi untuk Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB):
- Teknologi digital dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai berbagai tujuan pembangunan, seperti mengurangi kesenjangan ekonomi, meningkatkan akses pendidikan dan layanan kesehatan, serta melindungi lingkungan.
- Melalui literasi digital, masyarakat dapat lebih terlibat dalam upaya pencapaian TPB dan mempercepat kemajuan bangsa secara keseluruhan.
3. Kolaborasi antar Generasi dalam Literasi Digital:
- Literasi digital tidak hanya penting bagi generasi muda, tetapi juga bagi generasi yang lebih tua.
- Kolaborasi antar generasi dalam literasi digital memungkinkan transfer pengetahuan dan pengalaman, sehingga semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari perkembangan teknologi.
Dengan merawat kebinekaan bangsa melalui literasi digital, menjunjung tinggi etika berinternet, dan memanfaatkan literasi digital untuk kemajuan bangsa, Indonesia dapat menjadi lebih kuat dan maju dalam menghadapi tantangan global di era digital ini.